Langsung ke konten utama

JURNAL REFLEKSI FASILITATOR MATERI #6

well, makin hari diskusi makin sepi (kecuali diskusi materi yang selalu HOT).

Pertanda matrikan sudah mengetahui selanya kah? Semoga saja bukan pertanda matrikan sudah mulai jenuh 😁.

Karena jujur dari sisi fasilitator agak sedikit terjangkit "ntar-ntaran". Berasa materi ini qo makin jleb ke diri pribadi yah.

Memfasilitasi matrikan agar lebih baik, tapi pada kenyataannya diri ini sebagai fasil belum seideal yang diajarkan.

Kemana konsep Be Do Have nya.

Kadang hal ini membuat ada keengganan berbagi ilmu, merasa belum melakukan apa yang seharusnya, tetapi menyurih orang melakukan hal tersebut, khawatir termasuk golongan munafik "Na'udzubillahimindzalik".

Dan hawa tersebut secara tidak langsung akan mengalir ke matrikan.

Duh terasa disini tantangan terbesarnya, memilih berubah atau kalah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAN AYAH DAN BUNDA DALAM PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK

Subhanallah, ternyata tanpa sadar gaya pengasuhan rentan LGBT itu sudah Orang tua lalukan sejak anak masih dalam rahim Ibunya. Semenjak anak berada di rahim Ibunya, seringkali kita orang tua memiliki harapan berlebih atas jenis kelamin yang diinginkan. Begitupun setelah dilahirkan ternyata ketetapan Allah tidak sesuai yang diharapkan maka orang tua kerap kali kecewa dan inipun akan menimbulkan “kerenggangan” hubungan bathin antara ayah bunda dengan anaknya, sehingga hal inipun memiliki dampak psikologis tertentu. Lalu Ekspektasi akan melanjutkan preferensi, dan preferensi akan menimbulkan pola dan gaya asuh yang agak memaksakan pengasuhan sesuai dengan jenis kelamin yang diharapkan (Adriano Rusfi, 2018). Ketika ayah mengharapkan seorang anak laki-laki, lalu yang lahir adalah seorang anak perempuan, maka terkadang anak perempuan tersebut menjadi kelaki-lakian atau sebutan awam kita adalah tomboy. Tentunya hal ini bukan tanpa kebetulan, karena tentunya ada efek pengasuhan ayah yang h...

Jangan Sepelekan Limbah Kulit Udang

Moms, suka sebel gak sih sama limbah kulit udang yang kalau kita diamkan beberapa saat saja aromanya seperti bau busuk bangkai dan juga mengundang lalat, jadi kesannya jorok sekali ya. Bikin jadi malas mengolah udang karena persoalan limbah kulitnya sangat menggangu sekali, sampai-sampai jadi bulan-bulanan orang rumah 😒😢. Nah sekarang Moms tidak perlu khawatir lagi, karena mensiasati limbah kulit udang agar tidak beraroma busuk itu ternyata sangat mudah, cukup rebus kulit udang sampai berwarna kemerahan, setelah itu kita saring dan buang airnya baru deh kita buang di tempat sampah, insyaAllah gak ada lagi aroma-aroma luar biasa menyengat itu 😁. Tapi ternyata bagi Moms penggiat zero waste, alih-alih membuang limbah kulit udang ini ke tempat sampah, ternyata limbah kulit udang yang tadi telah direbus bisa dilanjutkan perlakuannya hingga menjadi kaldu kulit udang loh Moms, caranya pun sederhana. 1. Cuci Limbah kulit udang dan rebus dengan air secukupnya sampai warna kulit u...

JURNAL REFLEKSI FASILITATOR MATRIKULASI BATCH 7 SESI 7

Rasanya seperti panen durian, minggu ini judulnya analisa ST30, baik yang punya matrikan, pun yang punya pengurus regional. Qodarullah, timingnya pas banget antara NHW #7 Matrikulasi ini, dengan NHW Training Manajer TnC. Rasanya kek, ah syudahlah. Alhamdulillah sama Allah dikasih banyak latihan buat baca hasil ST30, biar kemampuan analisis nya makin ciamik 😁, menikmati apapun kondisi yang diberikan oleh Allah, agar waras menjalankan peran. Bahagia? Belum pada level bahagia banget sih, tapi ndak yang bikin stress banget, hanya memang ketika ingin merambah profesional, tetiba sang anak meminta perhatian atas waktu mamaknya yang banyak berkurang untuknya saat ini. Mulai protes ketika mamak pegang HP, wah lagi-lagi disini ilmu matrikulasi diuji. Ketauan fasilnya belum pada tahap Be Do Have. Duh.