Langsung ke konten utama

Mengenalkan Uang Kepada Anak dengan Permainan

Uang, suatu alat tukar yang mempunyai peran penting untuk kehidupan, maka sudah sebaiknya kita mengenalkan uang kepada anak dan mengajarkan untuk menyikapinya secara bijak.

Banyak cara mengenalkan uang kepada anak, khususnya anak balita. Yang sering dilakukan adalah dengan role play jual beli, tapi seringkali anak juga merasa bingung jika langsung dilibatkan dengan permainan jual beli karena anak belum sama sekali mengenal uang, pecahan, nominal, uang mana yang lebih besar atau lebih kecil nominalnya. Yang ada mereka akan kebingungan ketika role play.

Maka awal mula mengenalkan uang kepada anak adalah dengan sebenar-benarnya berkenalan dengan uang, uang berapa ini, mana uang yang nominalnya lebih besar mana yang lebih kecil, mana uang yang bisa membeli permen lebih banyak dan lebih sedikit, dan hal sederhana lainnya tentang uang, bukan langsung mengajak role play jual beli dan anak kebingungan ketika harus mengembalikan kelebihan uang (pengalaman 😁 ).

Salah satu permainan sederhana untuk mengenalkan uang kepada anak adalah dengan permainan "menyumpit uang receh (logam)". Permainannya sederhana, alat yang dibutuhkannya pun sangat sederhana, yaitu sebagai berikut :

# Alat dan Bahan Permainan

1. Sumpit (jika belum bisa, boleh menggunakan sendok)
2. Uang logam pecahan 100,200,500,1000
3. 5 buang mangkuk

alat dan bahan

# Cara Bermain

1. Ajak anak bersama-sama menyiapkan alat dan bahan untuk bermain.
2. Termasuk ajak anak menuliskan nominal uang yang akan dijadikan permainan nanti, anak bisa meniru nominal yang tertera di uang logam.

3. Setelah alat dan bahan siap, lalu tempelkan kardus yang sudah ditempel uang logam dan bertuliskan nominalnya di depan mangkuk, lalu taruh mangkuk berjakar sesuai nominal kecil ke besar.
4. Lalu ajak anak memilah dan mendahkan uang logam sesuai dengan nominal yang tertera di masing-masing mangkuk.

5. Setelah selesai semua uang dipilah, ajarkan anak mana nominal yang lebih besar dan mana yang lebih kecil, dan ajarkan juga "nilai" uang tersebut, misalkan untuk uang 500 kita bisa mendapatkan satu bungkus biskuit, jika menggunakan uang 1000 kita bisa mendapatkan 2 bungkus biskuit.

Permainan sederhana ini bisa dimainkan oleh anak berusia 4-6 tahun, atau anak sudah mengerti sedikit konsep besar dan kecil, lebih banyak dan lebih sedikit.

Manfaat dari permainan ini :
1. Anak mengenal pecahan uang sederhana
2. Anak mengetahui "nilai" uang mana yang lebih besar nilainya atau lebih kecil nilainya.
3. Melatih motorik halus anak.
4. Melatih fokus dan konsentrasi anak.
5. Melatih kesabaran anak dan ibu 😂.

Sekian info cara mengenalkan uang kepada anak, selamat bermain 😉.

MamKems
Serang, 22 Juli 2018


Referensi

http://sayangianak.com/mengenalkan-uang-pada-anak-bukan-hanya-dengan-cara-jajan-dan-menjaga-celengan-saja-gunakan-teknik-tenik-ini-agar-anak-mengenal-uang/

https://www.cermati.com/artikel/mengapa-mengenalkan-keuangan-bagi-anak-itu-penting-ini-alasannya

Sarah Rangkuti, Julia. 2016. Rumah Main Anak 2. Sahabat Sejati Publishing.

Komentar

  1. Deskripsi permainannya lengkap. Fotonya juga cukup jelas. 👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAN AYAH DAN BUNDA DALAM PENDIDIKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK

Subhanallah, ternyata tanpa sadar gaya pengasuhan rentan LGBT itu sudah Orang tua lalukan sejak anak masih dalam rahim Ibunya. Semenjak anak berada di rahim Ibunya, seringkali kita orang tua memiliki harapan berlebih atas jenis kelamin yang diinginkan. Begitupun setelah dilahirkan ternyata ketetapan Allah tidak sesuai yang diharapkan maka orang tua kerap kali kecewa dan inipun akan menimbulkan “kerenggangan” hubungan bathin antara ayah bunda dengan anaknya, sehingga hal inipun memiliki dampak psikologis tertentu. Lalu Ekspektasi akan melanjutkan preferensi, dan preferensi akan menimbulkan pola dan gaya asuh yang agak memaksakan pengasuhan sesuai dengan jenis kelamin yang diharapkan (Adriano Rusfi, 2018). Ketika ayah mengharapkan seorang anak laki-laki, lalu yang lahir adalah seorang anak perempuan, maka terkadang anak perempuan tersebut menjadi kelaki-lakian atau sebutan awam kita adalah tomboy. Tentunya hal ini bukan tanpa kebetulan, karena tentunya ada efek pengasuhan ayah yang h...

Jangan Sepelekan Limbah Kulit Udang

Moms, suka sebel gak sih sama limbah kulit udang yang kalau kita diamkan beberapa saat saja aromanya seperti bau busuk bangkai dan juga mengundang lalat, jadi kesannya jorok sekali ya. Bikin jadi malas mengolah udang karena persoalan limbah kulitnya sangat menggangu sekali, sampai-sampai jadi bulan-bulanan orang rumah 😒😢. Nah sekarang Moms tidak perlu khawatir lagi, karena mensiasati limbah kulit udang agar tidak beraroma busuk itu ternyata sangat mudah, cukup rebus kulit udang sampai berwarna kemerahan, setelah itu kita saring dan buang airnya baru deh kita buang di tempat sampah, insyaAllah gak ada lagi aroma-aroma luar biasa menyengat itu 😁. Tapi ternyata bagi Moms penggiat zero waste, alih-alih membuang limbah kulit udang ini ke tempat sampah, ternyata limbah kulit udang yang tadi telah direbus bisa dilanjutkan perlakuannya hingga menjadi kaldu kulit udang loh Moms, caranya pun sederhana. 1. Cuci Limbah kulit udang dan rebus dengan air secukupnya sampai warna kulit u...

JURNAL REFLEKSI FASILITATOR MATRIKULASI BATCH 7 SESI 7

Rasanya seperti panen durian, minggu ini judulnya analisa ST30, baik yang punya matrikan, pun yang punya pengurus regional. Qodarullah, timingnya pas banget antara NHW #7 Matrikulasi ini, dengan NHW Training Manajer TnC. Rasanya kek, ah syudahlah. Alhamdulillah sama Allah dikasih banyak latihan buat baca hasil ST30, biar kemampuan analisis nya makin ciamik 😁, menikmati apapun kondisi yang diberikan oleh Allah, agar waras menjalankan peran. Bahagia? Belum pada level bahagia banget sih, tapi ndak yang bikin stress banget, hanya memang ketika ingin merambah profesional, tetiba sang anak meminta perhatian atas waktu mamaknya yang banyak berkurang untuknya saat ini. Mulai protes ketika mamak pegang HP, wah lagi-lagi disini ilmu matrikulasi diuji. Ketauan fasilnya belum pada tahap Be Do Have. Duh.