Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Melatih Kemandirian Anak? YES or NO !

Anak adalah anugerah Allah terbesar dalam kehidupan orang tuanya, sudah sepantasnya anak kita berikan kasih sayang berlimpah sebagai wujud rasa syukur kita pada sang pemilik nyawa ini. Tetapi bergelimang kasih sayang itu terkadang menjadi 2 mata pisau jika kita sebagai orang tua tak bijak menyikapinya. Kasih sayang yang kita berikan berlebihan tanpa batasan tega(s) tentunya malah akan menjerumuskan anak yang kita sangat sayangi. Awalnya memang tidak terasa, karena anak baru satu maka seluruh kebutuhan anak, kita layani tanpa merasa repot. Tetapi ketika materi Kuliah Bunda Sayang bab Melatih Kemandirian Anak disampaikan, dan saya terhenyak karena banyak sekali poin kemandirian yang belum saya bekali pada anak. Astaghfirullah, disitu saya merasa tertampar, dan merasa ini sudah darurat sehingga saya harus mau tidak mau berubah demi masa depan anak saya. Eh kenapa mau melatih kemandirian sang anak tapi yang merubah diri malah ibunya? Ya, anak dengan segala fitrahnya ...

Tantrum Sebagai Bentuk Komunikasi Anak kepada Orangtuanya

Tantrum, sungguh kondisi yang tidak nyaman, baik bagi anaknya sendiri maupun bagi orang tua yang menghadapi tantrum anaknya. Mungkin bagi kebanyakan orang anak tantrum adalah merupakan "sifat/tabiat" anak, macam sifat pemarah, penyayang, supel, dan lainnya. Tapi tantrum menurut saya adalah lebih kepada bentuk komunikasi anak kepada orang tuanya. Komunikasi? Ya, komunikasi. Komunikasi bukan sekedar kata-kata, komunikasi lebih kepada "kehadiran/eksistensi", yup ada yang harus hadir melebihi kata-kata ketika berkomunikasi, yaitu hati, jiwa, rasa, empati, dan logika. Segenap hati dan rasa ketika kita mendengarkan, berempati akan posisi partner komunikasi, dan yang terpenting ketika kita berkomunikasi kita tidak memaksakan partner komunikasi kita menerima apa yang kita komunikasikan. Kembali lagi soal tantrum, tantrum hadir ketika anak tidak bisa lagi menyampaikan apa keinginannya dengan kata-kata, layaknya bayi yang menyampaikan keinginannya dengan menangis karen...